Tradisi sambangan merupakan tradisi yang berlangsung di pondok pesantren, di mana santri memiliki kesempatan untuk bertemu dengan keluarga mereka yang datang menjenguk. Istilah “sambangan” sendiri mengacu pada kunjungan orang tua atau keluarga santri ke pesantren. Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu, sesuai dengan kebijakan pesantren.
Bagi santri, tradisi sambangan memiliki makna yang sangat penting. Selain dapat bertemu dengan keluarga, tradisi ini juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk mendapatkan kiriman dan oleh-oleh dari orang tua. Kiriman dan oleh-oleh ini bisa berupa uang, makanan, atau barang lain yang diinginkan oleh santri.
Bagi santri, menerima kiriman dan oleh-oleh dari keluarga adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Mereka merasa diingat dan dicintai oleh orang tua yang dengan penuh kasih sayang mengirimkan kiriman tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara untuk mengobati rindu mereka terhadap keluarga.
Momen ketika seorang santri menerima kiriman dan oleh-oleh dari orang tuanya seringkali menjadi momen yang penuh kegembiraan. Mereka akan segera memperlihatkan kiriman tersebut kepada teman-teman mereka di pesantren. Tidak jarang, momen ini menjadi momen yang penuh keceriaan dan tawa bersama.
Namun, tidak semua santri mendapatkan kiriman dan oleh-oleh dengan jumlah yang sama atau bahkan mendapatkan kiriman sama sekali. Hal ini terkadang menimbulkan perasaan cemburu dan iri di antara para santri. Namun, di sisi lain, tradisi sambangan juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan rasa syukur kepada santri yang tidak mendapatkan kiriman atau oleh-oleh.
Tradisi sambangan juga memberikan kesempatan bagi santri untuk membangun keterampilan sosial. Ketika bertemu dengan keluarga, santri diajarkan tentang adab dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang tua dan kerabat. Hal ini sangat penting dalam membentuk kepribadian dan keterampilan sosial santri.
Tradisi sambangan di pondok pesantren merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri. Momen ini tidak hanya mempererat silaturahmi antara santri dan keluarga, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai keislaman. Santri mengalami pengalaman yang berharga dalam menerima kiriman dan oleh-oleh dari keluarga, serta belajar tentang nilai-nilai kesederhanaan, rasa syukur, dan keterampilan sosial. Tradisi sambangan menjadi momen yang tidak hanya mengobati rindu santri terhadap keluarga, tetapi juga memperkuat ikatan antara santri dan keluarga dalam menjalani pendidikan keislaman di pesantren.//rois//.